1. Pengertian Pengorganisasian (organizing)
a. Menurut
Gatewood, Taylor, dan Farell: Pengorganisasian
adalah aktivitas yang terlibat dalam suatu struktur organisasi yang sesuai,
memberi tugas kepada pekerja serta membentuk hubungan yang berguna di antara
pekerja dan tugas-tugas.
b. Menurut
Siagian (1983): Pengorganisasian adalah
keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan
tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
c. Drs.H.
Malayu S. P. Hasibuan: Pengorganisasian
adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam
aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang - orang pada
setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan
melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
2.
Struktur organisasi: struktur formal dan
informal
a.
Struktur Formal
Struktur
yang diakui oleh pihak yang berwenang dengan ketetapan hukum. Misalnya
koperasi, PT, CV, Struktur pemerintahan, dan sebagainya.
b.
Struktur Informal
Struktur
yang nyata ada dan berfungsi, tetapi tidak diakui oleh pihak yang berwenang.
Misalnya adat-istiadat, penggunaan pola bahasa “gaul”, dan sebagainya.
3.
Manfaat struktur fungsional dan struktur
divisional
A)
Manfaat Struktur
Fungisional
– Mempergunaka sumberdaya khusus secara efisien,
– Supervisi dapat dilakukan lebihh mudah
– Mengembangkan keahliann fungsional,
– Mudah memobilisasi ketrampilan khusus,
– Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis,
– Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah.
– Mempergunaka sumberdaya khusus secara efisien,
– Supervisi dapat dilakukan lebihh mudah
– Mengembangkan keahliann fungsional,
– Mudah memobilisasi ketrampilan khusus,
– Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis,
– Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah.
B)
Manfaat Struktur
Divisional
– Perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan,
– Keputusan lebih cepat,
– Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja,
– Pengembangan dan strategi dekat dengan lingkungan,
– Memberikan landasan pelatihan bagi para majer strategis
– Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan,
– Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.
– Perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan,
– Keputusan lebih cepat,
– Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja,
– Pengembangan dan strategi dekat dengan lingkungan,
– Memberikan landasan pelatihan bagi para majer strategis
– Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan,
– Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.
4. Kerugian struktur fungsional dan struktur divisional
Kerugian Struktur
Fungisional
– Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan lambat
– Koordinasi antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik
– Inovasi terbatas
– Pandangan terhadap sasaran agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan
– Sulit untuk menentukan mana yang harus bertanggungjawab
– Sulit untuk menilai prestasi kerja
– Mengandung potensi yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi
– Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan lambat
– Koordinasi antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik
– Inovasi terbatas
– Pandangan terhadap sasaran agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan
– Sulit untuk menentukan mana yang harus bertanggungjawab
– Sulit untuk menilai prestasi kerja
– Mengandung potensi yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi
Kerugian struktur
organisasi divisional:
– Mengakibatkan
turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
– Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi
– Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
– Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi
– Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
1. Definisi Actuating (Pelaksanaan)
a.
Menurut George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
b.
Actuating adalah
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha
organisasi
c.
Actuating
adalah pelaksanaan untuk bekerja.
d. Actuating adalah upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
2. Definisi mengendalikan (Controlling)
a. Menurut Henri Fayol, Pengendalian adalah suatu usaha terdiri dari melihat segala sesuatu
yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diambil, perintah yang
telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
b. Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar
mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.
c. T. Hani Handoko
(1995) mengemukakan bahwa: “pengawasan
manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.”
3. Langkah-langkah dalam Controlling
Ø Menentukan
standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
Ø Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
Ø Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan bila ada.
Ø Melakukan
tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan
sesuai dengan rencana.
4. Tipe-tipe Controlling
a.
Pengendalian
dari dalam organisasi (kontrol internal)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh
aparat/unit pengendalian yang dibentuk dari dalam organisasi itu sendiri (dalam
satu atap). Aparat/unit pengendalian ini bertugas mengumpulkan data dan
informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk melihat dan menilai kemajuan atau
kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu pimpinan dapat mengambil
suatu tindakan korektif terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahannya (internal control), misalnya unit kerja Inspektorat Jenderal
sebagai unit pengawasan di tingkat departemen.
b.
Pengendalian
luar organisasi (kontrol eksternal)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh
Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi terhadap departemen (lembaga
pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain itu pengawasan dapat pula
dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta
bantuan pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya. Misalnya Konsultan
Pengawas, Akuntan swasta dan sebagainya.
c. Pengendalian preventif
Pengendalian preventif adalah
pengendalian yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Maksud
pengendalian preventif adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.
d. Pengendalian represif
Pengendalian represif adalah pengendalian
yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud dilakukannya
pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan
agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengendalian
anggaran disebut post- audit).
5. Controlling proses manajemen:
Dalam proses
pengendalian manajemen yang baik sebaiknya formal, akan tetapi sifat
pengendalian informal pun masih banyak digunakan untuk proses manajemen.
Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan
antara satu dengan lain, terdiri dari proses :
1.
Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan
program-program yang akan dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan
alokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2.
Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program
direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu moneter untuk suatu periode
tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan
anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban
3.
Operasi dan
Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan
mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang
dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program
yang telah ditetapkan dan pusat-pusat tanggungjawabnya. Penggolongan yang
sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman di masa yang akan
datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab
digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4.
Laporan dan
Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu
siklus dari proses pengendalian manajemen agar data untuk proses
pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
REFERENCE