Minggu, 11 Januari 2015

TRANSFORMASI SOSIAL




NOVIA SARI / 18514058
KELAS           : 1PA04

BUDAYA DAN AGAMA
 TRANSFORMASI SOSIAL

Transformasi sosial adalah gabungan dari dua kata ‘transformasi’ dan ‘sosial’. Transformasi dalam ensiklopedi umum merupakan istilah ilmu eksakta yang kemudian dimasukan ke dalam ilmu sosial dan humaniora, yang memiliki maksud perubahan bentuk dan secara lebih rinci memiliki arti perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, dan sebagainya).
Sementara kata ‘sosial’ memiiliki pengertian, segala sesuatu yang mengenai masyarakat;
kemasyarakatan, dan kedua, suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma dan sebagainya). Transformasi sosial menurut bahasa dalam ensiklopedi nasional Indonesia memiliki  pengertian diantaranya; perubahan menyeluruh dalam bentuk, rupa, sifat, watak, dan sebagainya, dalam hubungan timbal balik sebagai individu-individu maupun kelompok-kelompok Adapun beberapa pengertian transformasi sosial menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai berikut :

1.     Kingsley Davis: perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat

2.     William F. Ogburn: perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun inmaterial yang menekankan adanya pengaruh  besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur inmaterial

3.      Iver: perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.

4.     Gillin dan Gillin: perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau  penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.


             Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat atau proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial.

 Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial bisa tediri dari tiga tahap:

1.     Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan

2.     Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.

3.     Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau  penolakan ide baru itu mempunyai akibat Timbulnya tranformasi sosial bukanlah tanpa sebab tetapi dipengaruhi oleh ragam faktor.

Faktor-faktor yang menyebabkan adalah timbunan kebudayaan, kontak dengan kebudayaan lain, penduduk yang heterogen, kekacauan sosial dan perubahan sosial itu sendiri. Dalam transformasi sosial akan melibatkan penduduk, teknologi, nilai-nilai kebudayaan dan gerakan sosial. Dalam ensiklopedi nasional Indonesia disebutkan pula, seringkali istilah transformasi sosial diartikan sama dengan perubahan sosial.

Ciri Transformasi Sosial
            Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai  perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain :

1.     Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami  perubahan baik lambat maupun cepat.

2.     Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan  perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

3.     Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang  bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.

4.      Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat

Faktor Pendukung dan Penghambat Transformasi Sosial

Faktor Pendukung :
            Terjadinya suatu proses perubahan pada masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang mendorongnya, sehingga menyebabkan timbulnya perubahan. Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:

1. Kontak dengan kebudayaan lain
 Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion (difusi). Difusi adalah proses  penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebar luaskan kepada semua masyarakat, hingga seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi memperkaya dan menambah unsur-unsur kebudayaan yang seringkali memerlukan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang lama dengan yang baru.

2. Sistem pendidikan formal yang maju
            Pada dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi individu, untuk memberikan wawasan serta menerima hal-hal baru, juga memberikan bagaimana caranya dapat berfikir secara ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada individu untuk dapat berfikir secara
obyektif. Hal seperti ini akan dapat membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuh kebutuhan zaman atau tidak.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
 Bila sikap itu telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat akan dapat menjadi  pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru. Contohnya hadiah nobel, menjadi  pendorong untuk melahirkan karya-karya yang belum pernah dibuat.

4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
 Adanya toleransi tersebut berakibat perbuatan-perbuatan yang menyimpang itu akan melembaga, dan akhirnya dapat menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat.

5. Sistem terbuka pada lapisan masyarakat 
 Adanya system yang terbuka di dalam lapisan masyarakat akan dapat menimbulkan terdapatnya gerak social vertical yang luas atau berarti member kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Hal seperti ini akan berakibat seseorang mengadakan identifikasi dengan orang-orang yang memiliki status yang lebih tinggi. Identifikasi adalah suatu tingkah laku dari seseorang, hingga orang tersebut merasa memiliki kedudukan yang sama dengan orang yang dianggapnya memiliki golongan yang lebih tinggi.
Hal ini dilakukannya agar ia dapat diperlakukan sama dengan orang yang dianggapnya memiliki status yang tinggi tersebut.

6. Adanya penduduk yang heterogen
            Terdapatnya penduduk yang memiliki latar belakang kelompok-kelompok social yang  berbeda-beda, misalnya ideology, ras yang berbeda akan mudah menyulut terjadinya konflik. Terjdinya konflik ini akan dapat menjadi pendorong perubahan-perubahan sosial di dalam masyarakat Faktor Penghambat Transformasi Sosial
   

Faktor-faktor yang dapat menghambat perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, antara lain:

·       Kurang berhubungan dengan masyarakat lain, masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti itu, mereka tidak mengetahui perkembangan- perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain

·       Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, keterlambatan perkembangan ilmu  pengetahuan disuatu kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada diwilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lamadikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang

·       Sikap masyarakat yang sangat tradisional, suatu sikap yang mengagungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat  jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih kritis apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.

·       Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat, dalam suatu masyarakat selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu

Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada, integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda.

Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup), terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang  pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat.

1. Cara Berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam berkomunikasi. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini dilakuan dengan sms atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya dimasyarakat.
2. Cara Berpakaian
Cara  masyarakat kita berpakaian tidak lepas dari globalisasi dan modernisasi di Indonesia. Dulu, orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali kalau ada acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai media seperti Tv dan Internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh budaya barat.
3. Gaya Hidup
Salah satu perubahan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat Indonesia adalah gaya hidup a.k.a lifestyle. Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik didalam kehidupannya seperti
menjadi vegetarian, workaholic, dll. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang terjerumus kedalam lifestyle yang tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia seperti narkoba dan pergaulan bebas.
4. Westernisasi (Kebarat-baratan)
Tidak sedikit budaya barat yang masuk ke Indonesia, contohnya adalah perayaan hati valentine dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli indonesia, akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa budaya asing jauh lebih menarik ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan interest kepada budaya lokal semakin menurun.
5. Emansipasi Wanita
Salah satu bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat Indonesia adalah emansipasi wanita, artinya wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Dulu kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan, bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah disekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak wanita yang menjabat peran penting dinegeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan, dll.
6. Masyarakat Semakin Kritis
Perkembangan informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin mudah. Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti koran, televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat masyarakat kita semakin cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat selalu mengomentari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.
7. Hilangnya Permainan Tradisional
Saat ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau congklak. Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti pedesaan. Padahal permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan permainan asli Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti Playstation, Xbox, Wii, dan lain-lain. Nampaknya permainan modern jauh lebih menarik ketimbang permainan tradisional.
8. Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik Tradisional
Minat masyarakat terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan lainnya semakin berkurang. kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik tradisional. Sekarang banyak masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat. musik modern seperti gitar, piano, drum dan lainnya. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin alat-alat musik tradisional kita akan hilang.
9. Tergerusnya Kebudayaan Indonesia
Bentuk lain perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia. Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia seperti break dance, beat box, dan lainnya. Ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera perlu segera ditindaklanjuti bersama.
10. Penggunaan Bahasa Daerah Semakin Jarang
Contoh perubahan sosial budaya lainnya adalah penggunaan bahasa daerah yang sudah semakin jarang. Kita tahu bersama, ada banyak bahasa daerah di Indonesia ini (lebih dari 100 bahasa daerah). Akan tetapi saat ini banyak masyarakat yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini bukan tanpa alasan, karena bahasa Indonesia dimengerti oleh semua sedangkan bahasa daerah hanya dimengerti oleh masyarakat daerah tertentu saja.
Beberapa contoh lainya:

            Wig dalam kehidupan sehari hari dijaman modern ini sudah  menjadi salah satu alat kecantikam tidak haya pada kaum hawa namun kaum adam juga sudah banyak yang memanfaatkan wig. Wig banyak sekali digunakan tidak saja dalam rangka mempercantik diri, tapi juga sebagai salah satu penanda hidp yang modern.
Banyak aktor dan artis menggunakan wig digunakan dalam acting mereka. Bahkan dijawa sendiri,wig digunakan dalam acara pernikahan. Kita bias lihat, tidak hanya pengantin yang mengenakan wig, namun juga para pengiring dan orang tua pengantin.

Pendapat ekstrem bahkan mengatakan bahwa wi menggantikan posisi jilbab atau kerudung. Karena pada dasarnya wig menutupi rambut yang sebenarnya.

Menurut islam:
Memakai wig/rambut palsu hukumnya haram, karena termasuk al-washl yaitu menyambung rambut yang diharamkan. (Fatwa asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah). Seandainya tidak dianggap al-washl, maka wig itu menampakkan rambut si wanita lebih panjang daripada yang sebenarnya sehingga menyerupai al-washl. Padahal wanita yang melakukannya dilaknat sebagaimana disebutkan oleh hadits: “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan minta disambungkan rambutnya.” (HR. al-Bukhari no. 5941, 5926 dan Muslim no. 5530). (Fatwa asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah). Perbuatan al-washl ini diharamkan, sama saja apakah si wanita melakukannya dengan izin suami atau tidak, karena perbuatan haram tidak terkait dengan izin dan ridha.
 
            Menyambung rambut / memakai konde.
Dari Asma‟ binti Abi Bakr, ada seorang perempuan yang menghadap Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam lalu berkata, “Telah kunikahkan anak gadisku setelah itu dia sakit sehingga semua rambut kepalanya rontok dan suaminya memintaku segera mempertemukannya dengan anak gadisku, apakah aku boleh menyambung rambut kepalanya. Rasulullah lantas melaknat perempuan yang menyambung rambut dan  perempuan yang meminta agar rambutnya disambung” (HR Bukhari no 5591 dan Muslim no 2122). 3.

Mewarnai / menyemir rambut dengan warna hitam.
Dari Ibnu „Abbas radhiyallahu „anhuma berkata, bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Pada akhir zaman nanti akan muncul suatu kaum yang bersemir dengan warna hitam seperti tembolok merpati. Mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu Daud, An  Nasa‟i, Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Al Hakim. Al Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih). Dari Jabir radhiyallahu „anhu, dia berkata, ”Pada hari penaklukan
Makkah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) datang dalam keadaan kepala dan jenggotnya telah memutih (seperti kapas, artinya beliau telah  beruban). Lalu Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR.
Muslim).

             
Memakai bulu mata palsu.
 Jika Nabi telah melarang menyambungkan rambut dengan rambut lainnya (memasang rambut palsu) maka memasang bulu mata pun tidak boleh. Juga tidak boleh memasang bulu mata palsu karena alasan bulu mata yang asli tidak lentik atau pendek. Selayaknya seorang wanita muslimah menerima dengan penuh kerelaan sesuatu yang telah ditakdirkan Allah, dan tidak perlu melakukan tipu daya atau merekayasa kecantikan, sehingga tampak kepada sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti memiliki  pakaian yang tidak patut dipakai oleh seorang wanita muslimah..." (Disampaikan dan didiktekan oleh Syaikh Abdullah Bin Abdurrahman al-Jibrin. Sumber : Fatwa-Fatwa Terkini jilid 3, hal.80-81 cet, Darul Haq, Jakarta.)





 KESIMPULAN:

          Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat atau proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial.

           Transformasi dalam ensiklopedi umum merupakan istilah ilmu eksakta yang kemudian dimasukan ke dalam ilmu sosial dan humaniora, yang memiliki maksud perubahan bentuk dan secara lebih rinci memiliki arti perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, dan sebagainya).

 





DAFTAR PUSTAKA:



Pringgodigdo, Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1973).

Mas’ud Khasan abdul Qohar, Kamus Ilmiah Populer, (Penerbit Bintang Pelajar, 1998).
.
Ryadi Gunawan, Transformasi Sosial Politik: Antaran Demokratisasi dan Stabilitas, dalam M. Masyhur Amin (ed) Agama, Demokrasi dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: KPSM, 1993).

Bernard Lewis, Bangsa Arab Dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1988)
Edward Sapir, Language, ( Ottawa: Harc curt, Brace and World Inc, 1921)