Rabu, 03 Januari 2018

DEPRESI

1.      Definisi Depresi

Radloff (1977) mendefinisikan depresi sebagai perasaan sedih yang terjadi pada seseorang dengan jangka waktu tertentu (beberapa hari). Ketika seseorang mengalami depresi, mereka akan merasa sangat sedih untuk waktu yang lama dan tidak dapat menyingkirkan perasaan tersebut. Individu tersebut juga mempunyai masalah dalam tidur, masalah dengan nafsu makan, merasa lelah, dan sulit untuk berkonsentrasi.
Depresi menurut Atkinson (1996) adalah respon seseorang mengenai permasalahan kehidupan hingga melampaui batasan stres. Depresi dapat juga disebut sebagai situasi stres yang berkepanjangan.
Menurut Kaplan (2010) pengertian depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Kaplan (2010) mengatakan bahwa depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu (Kaplan, 2010).
2.      Gejala-gejala Depresi
Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan gejala-gejala dari depresi berdasarkan acuan DSM IV-TR sesuai dengan alat ukur yang digunakan (American Psychiatric Association/APA, 2000):
A.    Terdapat lima atau lebih gejala yang sama dalam 2 minggu, setidaknya satu gejala tentang mood depresi atau kehilangan minat.
1)      Merasa depresi (sedih, kosong, pesimis, menangis).
2)      Tidak memiliki ketertarikan atau minat dalam segala hal atau aktivitas.
3)      Berat turun dengan signifikan (tidak melakukan program diet yang disengaja) atau nafsu makan berubah.
4)      Insomnia (sulit untuk dapat tidur) atau hipersomnia (jam tidur diatas rata-rata).
5)      Agitasi psikomotor (gelisah) atau retardasi.
6)      Merasa lelah atau capek, kekurangan energi.
7)      Merasa tidak berharga, atau terlalu berlebihan, atau merasa bersalah.
8)      Kurang mampu berpikir atau berkonsentrasi, penuh keraguan.
9)      Berpikir berulang tentang kematian, berpikir tentang bunuh diri, atau merencanakan bunuh diri.
B.     Gejala-gejala ini tidak dapat ditemukan pada kriteria mixed episode.
C.     Gejala-gejala ini karena distress klinis yang signifikan atau penurunan sosial, pekerjaan, atau fungsi area penting lainnya.
D.    Gejala-gejala ini bukan karena efek fisiologis dari zat-zat berbahaya (seperti narkotika) atau kondisi medik yang umum (hypothyroidism).
E.     Gejala-gejala ini bukan karena rasa kehilangan; depresi mayor masih dapat didiagnosa jika gejalanya diikuti kehilangan orang yang dicintai selama lebih dari dua bulan atau karakteristik dari ditandai gangguan fungsional, merasa tidak bahagia, mempunyai ide untuk bunuh diri, gejala psikotik, maupun retardasi psikomotor.

3.      Faktor-faktor Penyebab Depresi
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab depresi (Davidson, et al., 2008):
1.      Faktor Sosial
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dimana individu melakukan hubungan timbal balik dengan individu lainnya, dan tidak akan bisa lepas dari pengaruh orang lain (Aristoteles, 384-322 SM). Berikut adalah faktor penyebab terjadinya depresi apabila rasa sosial pada individu tidak terpenuhi:
a.       Life Events (Peristiwa Kehidupan)
Dalam kehidupan terjadi peristiwa-peristiwa yang dapat memicu terjadinya depresi, diantaranya yaitu: kehilangan pekerjaan; persahabatan; pasangan hidup
b.      Interpersonal Difficulties (Kesulitan Berhubungan Interpersonal)
Individu tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan dari orang lain, maka dari itu individu saling berinteraksi dan membangun hubungan interpersonal.
2.   Faktor Psikologis
a.      Neuroticism
Salah satu kepribadian yang cenderung untuk bereaksi negatif terhadap suatu peristiwa, dan diprediksi dapat menyebabkan depresi
b.                  Cognitive Theories
Dalam teori kognitif, pikiran dan kepercayaan negatif akan menjadi pemicu untuk terjadinya depresi. Pikiran pesimis dan sering mengkritisi diri sendiri pun dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi.

DAFTAR PUSTAKA:
Radloff, L.S. (1977) THE CES-D SCALE : A SELF REPORT DEPRESSION SCALE FOR RESEARCH IN THE GENERAL POPULATION. Journal Of Apllied Psychological Measurement. Vol. 1 No. 3 Summer 1977 pp. 385-401


Kaplan, H.I, Sadock B.J., Grebb. J.A (2010) Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar