Rabu, 03 Januari 2018

KONSEP DIRI

1.      Pengertian Konsep diri
Konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya. Keyakinan tersebut bisa berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan sebagainya (Deaux dalam Sarwono 2009).
Menurut Monks (2004) berpendapat bahwa pembentukan konsep diri pada remaja sangat penting karena akan mempengaruhi kepribadian, tingkah laku, dan pemahaman terhadap dirinya sendiri. Sehingga pencarian identitas merupakan konflik utama yang dialami oleh remaja.
Menurut Hurlock (1996) konsep diri adalah penilaian remaja tentang diri sendiri. Yang terbagi berdasarkan beberapa sifat, yaitu:
1)      Konsep Diri Fisik
Gambaran remaja tentang penampilannya, dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan oleh tubuhnya dimata orang lain.
2)      Konsep Diri Psikis
Gambaran remaja tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungan dengan orang lain.
3)      Konsep Diri Sosial
Gambaran remaja tentang hubungannya dengan orang lain, dengan teman sebaya, dengan keluarga, dan lain-lain.
4)      Konsep Diri Emosional
Gambaran remaja tentang emosi diri, seperti kemampuan menahan emosi, pemarah, sedih, atau riang-gembira, pendendam, pemaaf, dan lain-lain.
5)      Konsep Diri Aspirasi
Gambaran remaja tentang pendapat dan gagasan, kreativitas, dan cita-cita.
6)      Konsep Diri Prestasi
Gambaran remaja tentang kemajuan dan keberhasilan yang akan diraih, baik dalam masalah belajar Maupin kesuksesan hidup.
Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri ke dalam dua jenis yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
a)      Konsep Diri Positif
Merupakan konsep diri yang bersifat stabil dan bervariasi, serta menunjukkan adanya pengenalan diri dan penerimaan diri dengan sangat baik. Individu dengan konsep diri ini dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri, sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif serta dapat menerima dirinya apa adaya.
b)      Konsep Diri Negatif
Konsep ini terbagi menjadi dua tipe, yang pertama adalah pandangan individu yang tidak teratur, tidak memiliki kestabilan, dan keutuhan diri. Ketidakmampuan ini menyebabkan individu tidak mengetahui dengan benar siapa dirinya, kekuatan maupun kelemahannya, atau apa yang dihargai dalam kehidupannya.Tipe yang kedua adalah pandangan diri individu terlalu stabil dan teratur. Hal ini dapat terjadi karena individu dididik dengan cara yang keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari kebiasaan atau citra dirinya yang telah terbentuk tersebut, dan beranggapan bahwa hal tersebut adalah cara hidup yang paling tepat.
3.      Dimensi Konsep Diri
Fitts (dalam Agustiani, 2006) membagi konsep diri ke dalam dua dimensi pokok, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Berikut dijelaskan secara rincii satu persatu.
1.      Dimensi Internal adalah bila seorang individu melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia batinnya sendiri atau dunia dalam dirinya sendiri terhadap identitas dirinya, perilaku dirinya, dan penerimaan dirinya. Kerangka acuan internal atau yang disebut juga dimensi internal ini oleh Fitts dibedakan atas tiga bentuk, yang terdiri dari:
a)      Diri sebagai obyek/identitas (identity self).
Identitas diri ini merupakan aspek konsep diri yang paling mendasar. Konsep ini mengacu pada pertanyaan “siapakah saya ?”, dimana di dalamnya tercakup label-label dan simbol-simbol yang diberikan pada diri oleh individu yang bersangkutan untuk menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya.
b)      Diri sebagai pelaku (behavioral self).
Diri pelaku merupakan persepsi seorang individu tentang tingkah lakunya. Diri pelaku berisikan segala kesadaran mengenai “apa yang dilakukan oleh diri”.
c)      Diri sebagai pengamat dan penilai (judging self)
Manusia cenderung menilai sejauh mana hal-hal yang dipersepsikan memuaskan bagi dirinya. Interaksi antara diri identitas, diri pelaku dan integrasi dalam keseluruhan konsep diri meliputi bagian diri yang ketiga yaitu diri sebagai penilai.
2.      Dimensi Eksternal adalah individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain diluar dirinya. Yang terdiri dari:
a)      Diri fisik (physical self)
Merupakan persepsi dan perasaan seseorang terhadap keadaan fisik, kesehatan, keterampilan, penampilan diri, seksualitas dan gerak motorik.
b)      Diri moral-etik (moral-ethical self)
Merupakan persepsi seseorang tentang dirinya ditinjau dari standar pertimbangan nilai-nilai etis dan moral.
c)      Diri personal (personal self)
Merupakan perasaan individu terhadap nilai-nilai pribadi terlepas dari keadaan fisik dan hubungan dengan orang lain dan sejauh mana ia merasa kuat sebagai pribadi. Misalnya perasaan diri sebagai orang gembira, orang tenang dan santai atau seorang pembenci.
d)     Diri keluarga (family self)
Merupakan perasaan dan harga diri seseorang sebagai anggota keluarga dan di tengah-tengah temanteman dekat. Bagian ini menunjukkan seberapa jauh perasaan seseorang terhadap dirinya sebagai anggota keluarga dan terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya selaku anggota keluarga.
e)      Diri sosial (social self)
Merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan lebih luas.



DAFTAR PUSTAKA:
Monks, dkk. (2004). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai bagaiannya. Yogyakarta: UGM Press.
Sarwono, S.W & Meinarno, E.A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar